Senin, 08 April 2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Kita sebagai umat Islam harus membekali diri tidak hanya dengan ilmu pengetahuan yang tinggi, tetapi juga dengan iman dan taqwa yang kuat agar kita dapat menjadi pribadi muslim yang berkualitas, berilmu, dan beramal shaleh. Dengan ilmu pengetahuan yang kuat, kita berharap bisa memperoleh janji Allah yaitu akan meningkatkan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu pengetahuan. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam Q.S. Mujaadalah ayat 11 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (١١)
 
Di Indonesia pendidikan formal seperti sekolah merupakan salah satu wadah untuk menuntut ilmu pengetahuan. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia sehingga mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan pembangunan. Dalam pelaksanaan pembangunan tersebut perlu adanya upaya yang dilakukan, salah satunya adalah pembangunan dibidang pendidikan, karena pendidikan adalah hal mutlak yang harus dilakukan, dimana melalui pendidikanlah manusia dapat menjadi manusia yang sebenarnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang berbunyi sebagai berikut:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[1]

Mengajar dan belajar merupakan dua aspek yang menentukan keberhasilan pendidikan. Ahmad Sabri menjelaskan, “Belajar mneunjukkan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik). Sedangkan mengajar menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.[2] Bukankah banyak orang yang belajar tanpa diajar, banyak orang yang belajar secara autodidak, ada orang yang berhasil dengan baik tanpa melalui pendidikan formal, itu dikarenakan adanya keinginan atau kehendak belajar. Keinginan atau kehendak inilah yang dimaksud dengan minat.
Dari dahulu sampai sekarang, masalah yang ada dalam pembelajaran mata pelajaran matematika ialah kurangnya minat atau persepsi siswa yang buruk terhadap mata pelajaran matematika. Kurangnya minat dan persepsi siswa tersebut akan mengganggu keberhasilan proses pembelajaran, dengan keinginan belajar yang besar anak akan mencapai hasil belajar yang baik. Minat belajar akan tumbuh jika ada motivasi. Semakin baik motivasi yang diberikan guru seharusnya semakin tinggi pula minat siswa terhadap pembelajaran, atau semakin kreatif guru dalam memberikan motivasi, akan semakin tinggi pula minat siswa mengikuti proses pembelajaran.
Selama ini penelitian tentang pendidikan yang dilakukan banyak orang telah mengungkap banyak masalah dalam pembelajaran berbagai macam mata pelajaran dan telah memberikan berbagai solusi dengan beragam metode dan strategi pembelajaran, begitu pula dengan mata pelajaran matematika. Namun faktanya masih menyisakan beberapa masalah dalam pembelajaran, terutama pada mata pelajaran matematika yang selama ini selalu menjadi momok dan dianggap mata pelajaran yang paling sulit oleh sebagian siswa. Kemungkinan salah satu penyebabnya adalah terletak pada kurangnya pemberian motivasi belajar dari guru kepada siswa saat memulai ataupun saat pembelajaran matematika berlangsung. Sebagian siswa mungkin masih mempunyai antusiasme alami untuk belajar, tetapi mungkin juga sebagian yang lain meskipun hadir di kelas namun absen secara mental. Oleh karena itu, dalam hal ini sangat diharapkan adanya upaya guru dalam memberi motivasi belajar siswanya pada mata pelajaran matematika. Ini merupakan sebuah tantangan bagi seorang guru, dimana guru harus bisa mengubah siswanya agar memiliki motivasi yang tinggi dalam dirinya untuk belajar. Dalam ajaran Islam sendiri seseorang disuruh mengubah keadaan sesuai dengan firman Allah swt. Q.S. Ar-Ra’du ayat 11 yang berbunyi:
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ (١١)

Dari ayat tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa apabila ingin mendapatkan kualitas yang baik tentunya perubahan harus dilakukan dan perubahan itu akan dapat terjadi apabila manusia itu sendiri mau mencari jalan keluar. Begitu juga dengan tantangan di atas apabila menginginkan siswa memiliki motivasi dalam belajar, maka seorang guru harus mencari jalan keluar dengan adanya upaya atau usaha untuk mengatasi hal tersebut.
Berdasarkan pengamatan dan penjajakan awal di MIN Sungai Lulut, masalah yang selama ini hampir selalu muncul pada mata pelajaran matematika itu saya temukan kembali secara langsung di sekolah tersebut. Beberapa orang siswa keluar kelas pada saat pembelajaran matematika berlangsung, dengan alasan mereka merasa bosan di dalam kelas, merasa materinya terlalu sulit, dan sudah bosan melihat angka. Selain itu, situasi yang diamati dan dialami oleh penulis pada saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di MI  Sungai Lulut mendapatkan bahwa: 1) beberapa siswa tidak semangat saat mengikuti pembelajaran matematika, 2) kurang berminat dalam memecahkan soal matematika yang bersifat menantang, 3) beberapa siswa tidak senang terhadap mata pelajaran matematika karena mereka mengangap pelajaran matematika sulit, 4) prestasi siswa dari nilai raport mereka, nilai rata-rata untuk mata pelajaran matematika hanya berkisar antara 6,00-7,00. Oleh karena itu saya merasa tertarik untuk mengadakan penelitian di MIN Sungai Lulut tersebut. Sementara itu dari segi upaya guru dalam memberi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika terlihat bahwa beberapa guru memasuki kelas hanya sekedar menyampaikan atau menjelaskan materi yang disampaikan, kemudian memberikan soal latihan tanpa memberikan motivasi atau aktivitas apa-apa diawal pembelajaran, padahal masih banyak tugas guru yang terlewatkan disana, serta tidak ada yang berbeda di tengah-tengah proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang hasil pengamatan dan penjajakan awal tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang masalah yang ada.Oleh karena itu, penulis akan mengangkat masalah ini dalam bentuk penelitian dengan judul Upaya Guru Dalam Memberi Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Madarasah Ibtidaiyah Negeri Sungai Lulut Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar.

B.     Penegasan Judul
            Untuk menghindari kesalahan dalam pemahaman, maka penulis membuat penegasan judul sebagai berikut:
1.      Upaya adalah cara yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini ialah upaya guru matematika dalam memberi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
2.      Motivasi ialah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri sesorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi ekstrinsik yang dapat diberikan oleh guru kepada siswanya.
3.      Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individudalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4.      Pembelajaran matematika MI merupakan suatu bentuk pembelajaran menggunakan bahasa simbol dan membutuhkan penalaran serta pemikiran yang logik dalam pembuktiannya dalam bentuk yang lebih sederhana (matematika awal).

C.    Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana upaya guru dalam memberi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika Madarsah Ibtidaiyah Negeri Sungai Lulut?
2.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi upaya guru matematika Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sungai Lulut dalam memberikan motivasi belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sungai Lulut?

D.    Alasan Memilih Judul
            Ada beberapa alasan penulis memilih judul ini, antara lain sebagai berikut:
1.      Motivasi adalah suatu bagian yang sangat diperlukan , sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar dengan baik. Motivasi yang dimaksud disini adalah motivasi ekstrinsik, yaitu dorongan dari luar diri seseorang, dalam hal ini adalah guru. Motivasi ekstrinsik diperlukan sebagai pendorong motivasi intrinsik.
2.      Agar dapat mengetahui sejauh mana upaya guru dalam memberikan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika di Madarasah Ibtidaiyah Negeri Sungai Lulut, karena untuk menarik perhatian siswa agar belajar matematika dengan sungguh-sungguh diperlukan pemberian motivasi yang baik dan tepat  dari guru.
3.      Sebagai calon pendidik , penulis merasa perlu mengetahui peran dan tugas guru dalam pembelajaran, diantaranya upaya guru dalam pembelajaran matematika.

E.     Tujuan Penelitian
            Berdasarkan masalah diatas dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui upaya guru matematika MIN Sungai Lulut dalam memberikan motivasi belajar siswa sebelum dan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi upaya guru matematika MIN Sungai Lulut dalam memberikan motivasi belajar siswa MIN Sungai Lulut.

F.     Signifikansi Penenlitian
            Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna:
1.      Sebagai bahan informasi bagi lembaga pendidikan, khususnya pihak Madarasah Ibtidaiyah Negeri Sungai Lulut.
2.      Sebagai bahan masukan baik bagi guru mata pelajaran khususnya, maupun bagi penentu kebijakan dalam pendidikan di Madarsah Ibtidaiyah Negeri Sungai Lulut.
3.      Peluang bagi peneliti lain untuk melakakukan penelitian yang lebih lanjut terutama pada Madarasah Ibtidaiyah Negeri lain.
4.      Memperkaya khazanah dan ilmu pengetahuan, khususnya di IAIN Antasari Banjarmasin.

G.    Sistematika Penulisan
BAB I pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, penegasan judul, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II tinjauan Teoritis berisi tentang motivasi belajar, upaya-upaya guru dalam memberi motivasi belajar siswa, pembelajaran matematika MI, faktor-faktor yang mempengaruhi upaya guru dalam memberikan motivasi belajar siswa.
BAB III metode Penelitian yang terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian; subjek dan objek penelitian; data, sumber data, dan teknik pengumpulan data; teknik pengolahan dan analisis data; kerangka dasar penelitian;  prosedur penelitian.
BAB IV penyajian data dan analisis data berisi deskripsi  lokasi penelitian, penyajian data dan analaisis data.
BAB  V penutup yang meliputi simpulan dan saran.


                [1] Undang-Undang Pendidikan Nasional, No. 20, TH. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h. 5.
                [2]Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Jakarta: Quantum Teaching. 2008), h. 33.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar